Kamis, 27 Mei 2010

PENINGKATAN BUDAYA MENULIS SANTRI PONDOK PESANTREN SE KOTA MALANG

A. JUDUL
PENINGKATAN BUDAYA MENULIS SANTRI PONDOK PESANTREN SE KOTA MALANG

B. ANALISIS SITUASI
Pesantren atau pondok pesantren merupakan institusi pendidikan Islam tradisional yang bersifat indigenous Indonesia (Nasih dkk, 2002:3). Pada beberapa dekade yang lalu pesantren mempunyai sejarah yang patut dibanggakan dalam hal budaya menulis. KH. Hasyim Asy’ari, Kiai Nawawi al-Bantani, KH. Mahfudz al-Turmusi, dan KH. Bisyri Musthafa adalah contoh penulis-penulis produktif yang lahir dari pesantren, bahkan Kiai Nawawi al-Bantani dan KH. Mahfudz al-Turmusi mampu menelorkan tulisan berskala internasional. Sirojut Tholibin adalah karya KH. Mahfudz al-Turmusi yang dijadikan referensi utama mata kuliah Tasawuf pada Sorbon University di Perancis.
Sekarang ini, pesantren sebenarnya masih mempunyai figur penulis produktif, seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Musthafa Bisyri (Gus Mus), KH. Sahal Mahfudz, dan KH. Ali Masyhuri (Gus Ali) yang sering menulis di berbagai media cetak nasional. Namun, secara umum jumlah penulis alumni pesantren yang menekuni dunia tulis menulis tidak sebanding dengan jumlah alumni pesantren secara keseluruhan.
Faktor paling dominan munculnya kesenjangan di atas adalah karena para santri di pesantren tidak dididik untuk menulis. Pola pengajaran yang ada di pesantren lebih menekankan bagaimana seorang santri bisa 'menjadi' penceramah dari pada penulis.
Dari pemikiran di atas, usulan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang menitiktekankan pada “Membudayakan Tradisi Menulis di Kalangan Santri dan Pesantren” ini dapat dimengerti nilai pentingnya. Sudah tiba saatnya, santri diberdayakan dan dibekali kemampuan agar mampu menggoreskan pena dan menuangkan gagasan lewat tulisan, demi terciptanya generasi yang lebih cemerlang.

C. TINJAUAN PUSTAKA
Peningkatan keahlian menulis santri pondok pesantren dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di antara cara-cara tersebut adalah dengan memberikan pelatihan kepada mereka mengenai hal-hal yang terkait dengan keahlian menulis, seperti teknis penulisan, penguasaan bahasa Indonesia dll. Berkaitan dengan hal tersebut pada bagian ini dikemukakan kiat menjadi penulis, kriteria penulis, dan prinsip tulisan.

a. Kiat Menjadi Penulis
Harefa (2003:5) menjelaskan bahwa untuk menjadi penulis ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Pertama, harus ditumbuhkan pada diri sendiri keyakinan bahwa 'saya bisa' menulis, sama seperti saya bisa berbicara. Kedua, berlatih menulis tanpa henti sampai kegiatan menulis menjadi suatu kebiasaan. Ketiga, harus diciptakan motivasi pada diri sendiri bahwa menulis akan dapat memberikan 'keuntungan'. Misalnya, menulis akan dapat memberikan kesempatan memperoleh honor atau uang, menjadi lebih dikenal masyarakat, menjadi lebih dihargai atau dihormati orang lain, dan sebagainya.

b. Kriteria Penulis
Menurut Semi (1990:8-10) seorang penulis yang baik hendaknya memenuhi beberapa kriteria:
1. Menjadi pembaca yang baik. Orang tidak mungkin menjadi penulis yang baik bila sebelumnya tidak memiliki kemampuan menyimak dan membaca yang baik. Sebab kegiatan menulis tidak bisa dipisahkan dari kegiatan membaca dan menyimak.
2. Mempunyai spesialisasi ilmu. Seorang penulis sebaiknya fokus pada satu bidang yang betul-betul digelutinya secara mendalam. Porsi membuat karya tulis dalam bidang spesialisasinya hendaknya diperbanyak. Sementara bidang lain yang bukan spesialisasinya hanya sekedarnya saja, sebagai penambah wawasan.
3. Menguasai kaidah-kaidah bahasa. Seorang penulis hendaknya menguasai kaidah-kaidah bahasa secara baik dan benar. Penguasaan ini mutlak diperlukan untuk meningkatkan kualitas karya tulis mereka.

c. Prinsip Tulisan
Semi (1990:16-17) menjelaskan bahwa sebuah tulisan hendaknya meliputi tiga hal: akurat, singkat, dan jelas. Akurat artinya, segala sesuatu yang dikemukakan memberi keyakinan kepada pembaca, karena informasi atau gagasan yang disampaikan adalah sesuatu yang logis atau dirasakan sebagai sesuatu yang benar.
Singkat artinya, tulisan itu hanya menyatakan hal-hal yang perlu dan patut dikatakan, kemudian berhenti. Uraian dan penjelasan disampaikan seperlunya saja, tidak berlebihan. Penjelasan yang berlebihan dapat menimbulkan kesan menggurui pembaca. Ukuran keberhasilan sebuah tulisan adalah bagaimana gagasan dikomunikasikan secara tepat dan efisien. Oleh karena itu, hendaknya digunakan kata yang sudah lazim dipakai. Selain itu, kalimat dan paragrafnya harus singkat dan selalu langsung mengenai masalah dan gagasan.
Jelas artinya, tulisan itu mudah dipahami pembaca. Pembaca seolah-olah sedang berhadapan langsung dengan penulis. Semuanya mengalir dengan lancar, dan alur pikirannya mudah diikuti pembaca. Pembaca tidak perlu menduga-duga makna tulisan yang dibaca, karena semuanya tampak jelas dan gamblang. Untuk itu, gagasan harus disampaikan dengan pola urutan yang benar, baik secara deduktif maupun induktif. Tulisan seyogyanya dibaca ulang dengan tenang untuk meyakinkan, apakah tulisan itu mudah dipahami apa tidak.

D. RUMUSAN MASALAH
Dengan memperhatikan kondisi objektif sebagaimana dipaparkan di atas, masalah yang perlu diselesaikan, yaitu rendahnya minat menulis dan mutu tulisan santri. Menyadari keterbatasan kemampuan tim pelaksana untuk menjangkau seluruh pesantren, wilayah garapan dari usulan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pondok pesantren se Kotamadya Malang. Rincian rumusan masalah itu sebagai berikut:
1. Para santri se Kota Malang masih belum terbiasa menuangkan ide dan pemikirannya melalui tulisan.
2. Para santri se Kota Malang belum memiliki pemahaman dan penguasaan yang memadai dalam menggunakan bahasa Indonesia.
3. Tidak semua pondok pesantren se Kota Malang memiliki media tulis yang dapat dijadikan sarana menuangkan ide dan gagasan para santrinya.

E. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pada akhir kegiatan ini, peserta diharapkan terangsang minatnya untuk menulis dan tergugah untuk memunculkan media tulis lokal pada pesantren mereka masing-masing.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir kegiatan ini, peserta diharapkan dapat:
a. mengetahui teknis penulisan dengan baik dan benar.
b. menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
c. melahirkan media tulis sederhana di masing-masing pesantren, seperti majalah dinding (mading), buletin, dan sejenisnya.

F. MANFAAT
Kegiatan ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Menumbuhkan motifasi dalam diri para santri untuk terus belajar menulis.
2. Menumbuhkan tradisi menulis pada santri pondok pesantren se Kota Malang sebagai penyeimbang budaya oral (verbal) yang telah lebih dahulu ada.
3. Meningkatkan pemahaman dan penguasaan santri pondok pesantren se Kota Malang dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Menumbuhkan media lokal di tiap-tiap pondok pesantren se Kota Malang sebagai lahan latihan menulis bagi para santrinya.

G. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Berbagai masalah yang dihasdapi para santri pondok pesantren sebagaimana dipaparkan di atas dapat dipecahkan dengan berbagai cara. Upaya pemecahan tersebut diantaranya; (1) memberikan pelatihan kepada mereka di pondok pesantren masing-masing secara individual, (2) membuka layanan kolsultasi mengenai sistemaika penulisan dan yang terkait dengannya di UM, (3) menyebarkan petunjuk praktis mengenai sistemaika penulisan dan yang terkait dengannya kepada mereka, dan (4) memberikan pelatihan kepada mereka secara klasikal.
Dengan memperhatikan faktor pendukung dan penghambat dan dedngan memperhatikan sumber dana, sumber daya manusia (fasilitator), kesempatan, dan fasilitas yang ada, maka alternatif keempat adalah yang memungkinkan dilaksanakan. Setelah pelatihan dilaksanakan diadakan tindak lanjut yang berupa pemberian layanan konsultasi mengenai materi yang sudah dilatihkan yang pelaksanaannya diatur tersendiri secar fleksibel.

H. SASARAN ANTARA STRATEGIS
Sasaran kegiatan ini adalah santri pondok pesantren se Kota Malang, khususnya para pengurus organisasi santri atau pengurus pondok pesantren yang berjumlah 20 orang. Mengingat jumlah pondok pesantren se Kota Malang yang dilibatkan dalam pelatihan ini 10 buah, maka masing-masing pesantren diwakili 2 orang santri. Para santri yang telah mengikuti pelatihan diharapkan dapat mengembangkannya kepada para santri yang lain .

I. KETERKAITAN
Keterkaitan kegiatan ini dengan LPM UM adalah sebagai berikut:
1. Para Satgas (Dosen) dapat melaksanakan dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang diabdikan kepada masyarakat yang tepat dan secara langsung.
2. Perguruan tinggi sebagai pengembang IPTEK dapat mentransfer IPTEK tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan, sebagai amalan yang ilmiah dan penerapan ilmu yang amaliah.
3. Proses pendidikan masyarakat di luar kampus, perlu dilakukan agar perguruan tinggi tidak menjadi menara gading.
4. Sivitas akademika pesantren se Kota Malang dan UM dapat saling mengisi kegiatan yang bermanfaat.
5. Pesantren dapat melahirkan media tulis lokal guna wahana menuangkan gagasan dan ide para santri.

J. METODE KEGIATAN
Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan dengan bentuk pemberian pelatihan kepada para santri. Materi pelatihan disajikan dalam bentuk ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, dan pemberian tugas individual.

No M a t e r i M e t o d e M e d i a
1 2 3 4
1.


2.



3.



4.

Dasar-dasar dan kode etik jurnalistik

Teknik penulisan artikel ilmiah



Teknik penulisan opini



Teknik penulisan berita, features, dan sejenisnya

- ceramah
- tanya jawab

- ceramah
- tanya jawab
- penugasan

- ceramah
- tanya jawab
- penugasan

- ceramah
- tanya jawab
- praktek
- disk. kelompok
- penugasan - makalah
- OHP

- makalah
- OHP


- makalah
- OHP


- makalah
- OHP



K. RANCANGAN EVALUASI
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pengabdian ini, perlu diadakan evaluasi. Ada dua macam evaluasi yang bisa dilakukan, yakni evaluasi program dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi program dimaksudkan untuk mengetahui pandangan peserta terhadap program kegiatan ini. Evaluasi program dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada peserta. Sementara itu evaluasi hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta terhadap materi yang telah disampaikan. Evaluasi ini dilakukan dengan tes obyektif dan melihat hasil tugas kelompok maupun individual peserta.
Kegiatan ini dianggab berhasil (1) jika 75 % dari seluruh peserta menyatakan 'baik' terhadap pelaksanaan program pelatihan, (2) jika 75 % dari seluruh peserta telah menguasai 75 % dari setiap materi yang disampaikan.

L. RENCANA DAN JADWAL KERJA
Jadwal kegiatan pelatihan sampai dengan pelaporan adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Bulan ke- 1 2 3 4 5 6
1.



2.
3.
4.
5.
6.
7. Persiapan
- Orientasi Lapangan
- Penyusunan Proposal
- Penyusunan Desain
Penyusunan Materi
Pelaksanaan
Monitoring
Evaluasi Akhir
Penyusunan Laporan
Penyerahan Laporan
x
x
x
x
x
x x
x
x
x

Sajian materi dalam kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama 2 hari. Hari dan tanggal pelaksanaan akan ditentukan kemudian. Kegiatan sajian materi tersebut akan ditindaklanjuti dengan melakukan monitoring dan pembinaan lanjutan setiap 2 minggu sekali. Sedangkan jadwal sajian materi akan diatur kemudian.

M. ORGANISASI PELAKSANA
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Fasilitator yang terdiri dari:

1. Ketua Pelaksana
a. Nama dan gelar akademik : Drs. Kholisin, M.Hum.
b. Pangkat/Golongan : Penata Tk. I/III-d
c. NIP : ----------------
d. Jabatan Fungsional : Lektor (Dosen)
e. Bidang Keahlian : Pendidikan Bahasa Arab
f. Fakultas/Prog. Studi : Fakultas Sastra/Pend. Bahasa Arab
g. Waktu untuk kegiatan : 4 jam/minggu

2. Anggota I
a. Nama dan gelar akademik : Ahmad Munjin Nasih, S.Pd, M.Ag.
b. Pangkat/Golongan : Penata/III-b
c. NIP : 132306706
d. Jabatan Fungsional : Assisten Ahli (Dosen)
e. Bidang Keahlian : Hukum Islam
f. Fakultas/Prog. Studi : Fakultas Sastra/Pend. Bahasa Arab
g Waktu untuk kegiatan : 4 jam/minggu

3. Anggota II
a. Nama dan gelar akademik : Yusuf Hanafi, S.Ag, M.Fil.I.
b. Pangkat/Golongan : Penata/III-b
c. NIP : ----------------
d. Jabatan Fungsional : Assisten Ahli (Dosen)
e. Bidang Keahlian : Filsafat Islam
f. Fakultas/Prog. Studi : Fakultas Sastra/Pend. Bahasa Arab
g Waktu untuk kegiatan : 4 jam/minggu

N. RENCANA BIAYA
Biaya penyelenggaraan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sebesar Rp. 1.175.000,00 (satu juta seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan rincian penggunaan dana sebagai berikut:
1. Honorarium
a. Ketua Pelaksana 1 x Rp. 75.000,00 = Rp. 75.000,-
b. Anggota 2 x Rp. 50.000,00 = Rp. 100.000,-
__________________________________
Jumlah = Rp. 175.000,-
2. Alat dan bahan
a. Plastik transparan dan spidol = Rp. 25.000,-
b. Foto copy 2 makalah @ 10 halaman x 20 peserta
x Rp. 75,00 = Rp. 300.000,-
___________________________________
Jumlah = Rp. 325.000,-
3. Lain-lain
a. Penyusunan Proposal = Rp. 50.000,-
b. Penyusunan laporan kegiatan = Rp. 100.000,-
c. Penyusunan 3 makalah @ Rp. 50,000,- = Rp. 150.000,-
d. Konsumsi pelaksanaan (20 orang)
- kue @ Rp. 1.500,- = Rp. 300.000,-
e. film dan cuci cetak 1 roll = Rp. 75.000,-
_________________________________
Jumlah = Rp. 675.000,-

Biaya seluruhnya
a. Honorarium/upah Rp. 175.000,-
b. Alat dan bahan Rp. 325.000,-
c. lain-lain Rp. 675.000,-
_______________________________
Jumlah Rp. 1.175.000,-





























Lampiran 1



DAFTAR PUSTAKA


Harefa, Andreas. 2003. Agar Menulis-Mengarang Gampang. Jakarta. Gramedia

Nasih, Ahmad Munjin dkk. 2002. Kajian Fiqih Sosial Dalam Bahtsul Masail. Jakarta. Depag.

Semi, M. Atar. 1988. Kiat-kiat Menjadi Penulis. Surabaya. Pustaka Dai Muda.



CURRICCULUM VITAE


1. Nama : Drs. Kholisin, M.Hum
2. Tempat/Tgl. Lahir : Malang, 9 Desember 1965
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Tk. I/IIId/131880464
5. Jabatan Fungsional : Lektor
6. Jurusan/Fakultas : Sastra Arab/Sastra
7. Alamat : Jl. Masjid 34 Kuwolu Bululawang Malang. Telp.
(0341) 823538
8. Riwayat Pendidikan :
a. Madrasah Ibtidaiyah lulus tahun 1976
b. Madrasah Tsanawiyah lulus tahun 1979/1980
c. Madrasah Aliyah lulus tahun 1983
d. IAIN Malang Jurusan Bahasa Arab lulus tahun 1988
e. LIPIA Jakarta lulus tahun 1987
f. S2 Linguistik UI Jakarta lulus tahun 2001

9. Pengalaman Penelitian Terpenting:

a) Kesalahan Penerjemahan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab FPBS IKIP Malang, 1991 (OPF IKIP Malang)
b) Analisis Pendekatan, Validitas Kurikuler, dan Reliabilitas Soal EBTAN Bahasa Arab SMA tahun 1992/1993. (OPF IKIP Malang)
c) Analisis Kesilapan Bahasa Arab Lisan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab FPBS IKIP Malang, 1995 (OPF IKIP Malang)
d) Bahasa Arab Guru dalan Interaksi Belajar-Mengajar di Pondok Pesantren Al-Munawwaroh Kedungkandang Malang, 1996 (DP3M)
e) Strategi Permintaan Maaf dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Bahasa Jawa di Kota Malang, 2002 (Dosen Muda)
f) Pola Asimilasi dalam Bahasa Arab: Kajian morfofonemis terhadap Asimilasi dalam Al-Qur'an, (2003 (dosen muda)


10. Karya Publikasi:
a) Mempersiapkan Guru Bahasa Arab yang Profesional. Majalah Tarbiyah IAIN Malang, 1991
b) I'rab nahalliy dalam Pengajaran Bahasa Arab. Jurnal Nadil Lughah al- Arabiyah. 1995
c) Dinamika dalam Penerjemahan. Makalah disampaikan pada Seminar Dosen Jurusan PBA FS UM 1999
d) Kohesi dalam Teks Tulis Bahasa Arab. Makalah disampaikan pada Seminar Dosen Jurusan PBA FS UM 1999
e) Dinamika Ilmu Nahwu Abad Permulaan. Makalah disampaikan pada Seminar Dosen Jurusan PBA FS UM 2000
f) Jenis dan Perannya dalan Sintaksis Bahasa Arab. Jurnal "Bahasa dan Seni" 1999
g) Masalah Transfer dalam Penerjemahan. Makalah disampaikan pada Seminar Dosen Jurusan PBA FS UM 2000
h) Sosiolinguistik dan Pengajaran Bahasa. Jurnal "BAHASA & SENI" 2001
i) Pengembangan Media Pengajaran Bahasa Arab untuk Anak. Makalah disampaikan pada Seminar Pengajaran Bahasa Arab untuk Anak Proyek DUE Like Sastra Arab 2002
j) Desain Matakuliah Keahlian Khusus Kaligrafi. Makalah disampaikan pada Seminar Pengembangan Desain Matakuliah Keahlian Khusus Kaligrafi Proyek DUE Like Sastra Arab 2002
k) Cikal Bakal Ilmu Nahwu. Jurnal BAHASA & SENI, 2003
l) Asimilasi Fonologis dalam Bahasa Arab. Jurnal Al-‘Arabi, Vol 1 2003.
m) Strategi Permintaan Maaf dalam Bahasa Indonesia di Kalangan Penutur Bahasa Jawa di Kota Malang, Forum Penelitian, Juni 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar