Kamis, 27 Mei 2010

PENGEMBANGAN MATERI KETERAMPILAN BERBICARA UNTUK SELF ACCESS CENTER PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

PROPOSAL PENELITIAN


PENGEMBANGAN MATERI KETERAMPILAN BERBICARA
UNTUK SELF ACCESS CENTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB











Oleh
Drs. Kholisin, M.Hum








Program DUE-like


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2004


A. Judul:
PENGEMBANGAN MATERI KETERAMPILAN BERBICARA
UNTUK SELF ACCESS CENTER
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

B. Latar Belakanng Masalah



BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas lulusan, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PSPBA) Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (FS UM) melakukan berbagai upaya dan terobosan. Diantaranya adalah penyajian matakuliah Durus Arabiyah Mukatstsfah (DAM), semacam Intencive Arabic Course (IAC), sejak tahun 2000/2001. Matakuliah ini terdiri atas DAM I dan DAM II yang masing-masing mempunyai bobot 12 Sks dan 18 Js. Matakuliah ini disajikan selama 2 semester, yaitu pada semester 1 dan semester 2. Sajian perkuliahan DAM dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengembangkan secara terintegrasi kemampuan dan keterampilan berbahasa Arab mahasiswa agar dapat mengikuti perkuliahan kebahasaaraban pada semester-semester berikutnya dengan baik. Kemampuan bahasa Arab (BA) mahasiswa yang akan dikembangkan dan ditingkatkan itu meliputi 4 keterampilan berbahasa, yaitu istima’ (menyimak), kalam (berbicara), qiraah (membaca) dan kitabah (menulis).
Setelah berjalan selama kurang lebih tiga tahun, melalui berbagai pengamatan dan evaluasi, ditemukan bahwa perkuliahan DAM masih memiliki berbagai kelemahan dan kendala yang perlu segera diatasi. Salah satu kelemahan itu adalah belum adanya buku ajar yang disusun berdasarkan kebutuhan mahasiswa. Buku ajar yang selama ini digunakan untuk perkuliahan DAM adalah buku Arabiyyah lin Nasyi'in (ALIN) yang diterbitkan oleh Wizarat al-Ma'arif (Departemen Pendidikan) Saudi Arabia tahun 1983.
Buku ALIN terdiri atas 6 jilid yang disusun berdasarkan pendekatan audio-lingual dan diperuntukkan bagi siswa penutur asing usia 11-18 tahun. Setelah dievaluasi, antara lain melalui penelitian yang dilakukan oleh Tohe (2002), ternyata 45% mahasiswa mengatakan bahwa buku ini monoton dan kurang variatif. Selain itu, tema-tema yang dimuat banyak yang kurang sesuai dengan kondisi sosial dan usia pemelajar. Penulis sendiri, berdasarkan pengalamannya mengajar DAM selama tiga tahun, mempunyai kesan yang relatif sama. Di samping kurang variatif, latihan-latihan yang ada pada ALIN banyak yang bersifat substitutif-manipulatif dan tidak sesuai dengan prinsip pendekatan komunikatif. Kesan ini juga diungkapkan oleh teman-teman lain pengajar DAM dalam berbagai kesempatan.
Selain ALIN, buku ajar lain yang dipakai sebagai buku penunjang perkuliahan DAM adalah buku Al-Arabiyyah lil Haya:h (ALIH), terbitan Pusat Perbukuan Universitas Malik Saud, Saudi Arabia tahun 1983 dan Silsilatu Ta'limil Lughah al Arabiyyah (SILA) terbitan Universitas Islam Muhammad bin Saud, Saudi Arabia tahun 1987. Buku ALIH, hampir sama dengan ALIN, juga disusun berdasarkan pendekatan audio-lingual yang banyak menekankan pada latihan-latihan substitutif dan manipulatif. Sementara SILA, merupakan buku ajar yang bukan khusus untuk bahasa dan keterampilan BA, tetapi juga untuk materi agama (Al-Qur'an, Hadits, Aqidah, Fiqih, dsb.) sehingga kurang sesuai untuk dipakai di kalangan mahasiswa PSPBA UM. Selain itu, buku ini juga tidak dikembangkan secara integratif, artinya kemahiran berbahasa dan aspek-aspek kebahasaan dikembangkan secara terpisah-pisah dalam buku tersendiri.
Setelah menyadari adanya beberapa kelemahan pada praktek perkuliahan DAM, PSPBA segera melakukan berbagai pembenahan. Di antaranya dengan menyelenggarakan lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Matakuliah DAM pada tanggal 2-3 Oktober 2002. Dari lokakarya tersebut dihasilkan draf kurikulum dan silabus MK DAM baru yang kemudian dimantapkan dan disempurnakan oleh Tim Pengembang Kurikulum PSPBA pada akhir April 2003. Kurikulum tersebut secara substansial mengalami beberapa perubahan dari kurikulum sebelumnya (1999). Pada kurikulum sebelumnya keterampilan menyimak dan berbicara mendapatkan penekanan khusus pada DAM I, sedangkan DAM II lebih ditekankan pada keterampilan membaca dan menulis. Sementara pada kurikulum baru keempat keterampilan berbahasa mendapatkan penekanan yang merata pada DAM I dan II. Demikian juga topik-topik bahasan yang ada pada kurikulum baru juga mengalami beberapa perubahan.
Lahirnya kurikulum baru tersebut menuntut adanya tindak lanjut dalam berbagai aspek pembelajaran lainnya, antara lain pengembangan bahan ajar. Bahan ajar tersebut harus dirancang secara integratif dan mencakup unsur-unsur bahasa (struktur dan kosakata) dan empat keterampilan berbahasa. Akan tetapi karena banyaknya materi pada setiap keterampilan, sedangkan dosen pengajar DAM berupa TIM, penulisan buku ajar itu perlu dipisah-pisahkan antara keterampilan satu dan lainnya, artinya untuk keempat keterampilan berbahasa tersedia empat buku ajar. Sekalipun terpisah-pisah, diharapkan materi-materi itu tetap terpadu dan mengacu pada amanat kurikulum.

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian masalah di atas dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah rencana pengembangan materi keterampilan berbicara dalam DAM?
2. Bagaimanakan bentuk penyajian materi perkuliahan kemahiran berbicara dalam DAM?
3. Kompetensi dasar berbicara apa sajakah yang harus dikuasai mahasiswa dalam perkuliahan DAM?
4. Bagaimanakah bentuk evaluasi perkuliahan berbicara dalam DAM?


C. Target Hasil
Target hasil pengembangan materi ini adalah tersusunnya buku ajar keterampilan berbicara yang disusun berdasarkan pendekatan komunikatif yang sesuai dengan kurikulum Durus Arabiyah Mukatstsafah (DAM) yang dikembangkan di PSPBA. Buku ajar tersebut diharapkan memenuhi indikator sebagai berikut.
1. mengacu pada rencana perkuliahan yang dikembangkan berdasarkan silabus DAM 2003.
2. mencerminkan kejelasan hubungan antara judul, daftar isi, pengantar, pendahuluan, uraian isi, glosari, daftar pustaka, dan indeks sehingga secara potensial bermanfaat sebagai sumber informasi dan media yang berfungsi dalam mengembangkan keterampilan berbicara.
3. memuat sistematika isi, gambaran umum, dan petunjuk penggunaan buku secara jelas.
4. sistematika penyajian isi pada setiap bab menunjukkan keutuhan hubungan antara rumusan penulisan bab, konsep-konsep pokok, isi, latihan dan evaluasi.

D. Pentingnya Pengembangan
Pengembangan materi pembelajaran keterampilan berbicara untuk matakuliah DAM ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran DAM khususnya pada aspek keterampilan berbicara. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran DAM diharapkan mahasiswa tidak menemui banyak hambatan dalam mengikuti perkuliahan kebahasaan dan keterampilan berbahasa pada tahap berikutnya, dan pada akhirnya kualitas lulusan akan meningkat pula.




BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN


A. Eksplorasi Kurikulum MK Durus Arabiyyah Mukatstsafah (DAM)
Matakuliah DAM terdiri atas DAM I dan DAM II. Masing-masing mempunyai alokasi 12 Sks dan 18 Js. Matakuliah disajikan selama 2 semester, yaitu pada semester 1 dan semester 2. Dengan demikian, peserta perkuliahan DAM adalah mahasiswa baru. Sajian perkuliahan DAM dimaksudkan untuk memberikan pajanan bahasa Arab (BA) secara intensif dan membekali mahasiswa baru dengan kemampuan BA yang memadai. Dengan kemampuan yang dimiliki, diharapkan mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan kebahasaaraban, khususnya matakuliah-matakuliah keterampilan berbahasa, di semester-semester berikutnya dengan baik. Dengan demikian, matakuliah DAM ini menjadi prasyarat bagi diperbolehkannya mahasiswa mengambil matakuliah-matakuliah keterampilan berbahasa, seperti istima’ (mendengar), muhadatsah (berbicara), muthala’ah (membaca), dan insya’ (menulis).
Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan umum matakuliah DAM adalah meningkatkan dan mengembangkan secara terintegrasi kemampuan dan keterampilan berbahasa Arab mahasiswa agar dapat mengikuti perkuliahan kebahasaaraban pada semester-semester berikutnya dengan baik. Kemampuan BA mahasiswa yang akan dikembangkan dan ditingkatkan itu meliputi 4 keterampilan berbahasa, yaitu istima’, kalam, qiraah dan kitabah. Semua keterampilan berbahasa itu dikembangkan untuk memungkinkan mahasiswa menggunakan BA dalam berbagai konteks dan peristiwa komunikasi. Dengan demikian, memungkinkan mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan kebahasaaraban dengan baik, dan pada akhirnya siap terjun sebagai tenaga pengajar BA yang baik setelah mereka menamatkan belajarnya.”
Pada silabus yang disusun berdasarkan kurikulum 1999 disebutkan bahwa DAM I dan DAM II bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa Arab mahasiswa. Namun demikian, masing-masing memiliki titik penekanan yang berbeda. DAM I bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan berbicara mahasiswa tanpa mengabaikan pengembangan dan peningkatan keterampilan berbahasa lainnya. DAM II bertujuan untuk mengembangkan keterampilan menulis mahasiswa dengan terus meningkatkan keterampilan lain yang sudah dikembangkan dalam DAM I (Katalog FS UM, 1999).
Setelah berjalan selama 3 tahun dan dilakukan evaluasi, deskripsi itu kemudian dikembangkan melalui Lokakarya Pengembangan Kurikulum dan Desain Matakuliah DAM pada tanggal 2-3 Oktober 2002. Lokakarya itu menghasilkan deskripsi baru MK DAM yang lengkapnya sebagai berikut.
SAG416 DAM I , 12 sks 18 js. Prasyarat: -
Mahasiswa memiliki keterampilan bahasa Arab dasar I yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Topik bahasannya meliputi: perkenalan, keluarga, hobi dan minat, kegiatan sehari-hari, lingkungan belajar, pengalaman dan kesan, peristiwa sosial dan keagamaan.
SAG417 DAM II , 12 sks 18 js. Prasyarat: SAG416
Mahasiswa memiliki keterampilan bahasa Arab dasar II yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Topik bahasannya meliputi: lingkungan akademis, piknik/rekreasi, komunikasi dan transportasi, hiburan dan pameran, pusat perbelanjaan, kesehatan (Tim Pengembang Kurikulum PSPBA UM, 2003).


B. Fungsi Bahan Ajar
Buku ajar merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Buku ajar dapat difungsikan sebagai sumber informasi maupun media pembelajaran dalam konteks perkuliahan. Sebagai sumber informasi, buku ajar dapat menjadi sumber untuk mendapatkan informasi sejalan dengan tujuan dan lingkup pembahasannya. Sebagai media, buku ajar dapat dimanfaatkan sebagai instrumen untuk mengadakan kegiatan-kegiatan tertentu sejalan dengan bentu-bentuk pengalaman belajar maupun target hasil yang ingin dicapai.
Fisher (dalam Asrori, 2002) mengemukakan lima fungsi buku ajar, yaitu (1) sebagai sumber pokok bahasan bagi guru, (2) sebagai dasar memberikan PR dan tugas-tugas lain pada siswa, (3) sebagai pegangan siswa dalam beraktivitas, (4) sebagai dasar membuat pertanyaan-pertanyaan ujian, dan (5) sebagai sumber pengembangan keterampilan belajar.
Ditinjau dari penggunaannya, buku ajar pada umumnya harus memperhatikan aspek kemudahan bagi pembaca dalam mempelajarinya. Oleh sebab itu buku ajar perlu memuat (1) pengantar untuk setiap bab yang memberikan gambaran jawaban atas pertanyaan apa tujuan bembahasan pada bab tertentu dan apa manfaat yang diperoleh pembaca, (2) konsep pokok yang berkenaan dengan uraian dalam satu bab, (3) uraian yang tersaji dalam satuan-satuan tertentu sesuai dengan konsep pokok yang dikemukakan, (4) ringkasan isi, dan (5) latihan atau evaluasi diri (Au, Mason, dan Schen 1995).
Buku ajar yang disusun berdasarkan kriteria di atas selain memudahkan pemakai/pembaca juga memudahkan pengajar dalam melaksanakan tugasnya, yakni (1) merumuskan tujuan perkuliahan, (2) menentukan topik bahasan, (3) menggambarkan bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan (4) membuat bahan latihan atau soal untuk keperluan evaluasi. Bagi mahasiswa, buku ajar yang seperti itu berperan dalam (1) mengarahkan fokus dalam pembacaan, (2) membantu dalam mengingat-ingat konsep pokok dalam bacaan, (3) membantu dalam merekonstruksi pemahaman isi bacaan, dan (4) membantu dalam melakukan evaluasi diri berkenaan dengan pemahaman yang diperoleh setelah mempelajari bahan yang pelajarinya.

C. Penerapan PK dalam Pemilihan Bahan Ajar.
Sebuah pendekatan atau metode seringkali menemui kegagalan dalam tahap penerapannya. Sering terjadi, meskipun sebuah metode atau pendekatan telah ditetapkan penggunaannya dalam kurikulum, dalam prakteknya pelaksanaan pengajaran tetap tidak beranjak dari metode yang lama. Oleh karena itu pemahaman terhadap PK tidak cukup hanya pada tataran teoretis, melainkan perlu sampai pada tataran praktis (Effendy 2002).
Dalam kaitannya dengan pemilihan bahan ajar dalam PK, Subiyakto (dalam Effendy 2002) mengklasifikasikan bahan ajar menjadi tiga: (1) bahan ajar yang berdasarkan teks, yaitu buku-buku pelajaran yang ditulis untuk menunjang keterampilan komunikatif pemelajar, (2) bahan ajar yang berdasarkan tugas, yaitu yang melibatkan permainan, simulasi, tugas-tugas wawancara, papan peraga, dsb., dan (3) bahan ajar yang berupa bahan otentik yang diambil dari surat kabar, majalah, buku, siaran radio dan televisi, berbagai macam kartu, tiket, menu, surat, pamflet dan sebagainya.
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan ajar dalam PK, yaitu: (1) prinsip kebermaknaan, yakni setiap bentuk bahasa yang disajikan harus jelas konteksnya, partisipannya, atau situasinya, (2) prinsip pemakaian bahasa bukan pengetahuan bahasa, artinya bahan ajar berupa unsur bahasa (kosakata, qawaid) harus tidak terpisah dari konteks kalimat atau wacana, karena tujuannya bukan hanya untuk memahami kosakata dan qawaid, melainkan menggunakannya dalam ungkapan komunikatif, (3) prinsip kemenarikan bahan ajar. Dalam hal ini perlu diperhatikan variasi bahan, minat, dan kebutuhan pemelajar (Effendy, 2002).
D. Materi Pengajaran Keterampilan Berbicara.
Rachmajanti (dalam Murtadho 2002) mengklasifikasikan materi pengajaran berbicara menurut bentuk wacana dan topik pembicaraan. Bentuk wacana terdiri atas narasi, deskripsi, eksposisi dan argumentasi, sedangkan topik terbagi menjadi 4 kategori, yaitu diri, sosial, budaya, dan ilmiah. Penyajian topik bisa berupa monolog atau dialog.
Bentuk narasi adalah bentuk wacana yang menjabarkan suatu peristiwa secara kronologis, disebut juga cerita. Bentuk deskripsi merupakan bentuk wacana yang menggambarkan suatu keadaan, pada umumnya berkaitan dengan kelima pancaindera pembicara. Dengan kata lain, deskripsi berusaha memvisualisasikan suatu keadaan atau suatu tempat. Eksposisi adalah bentuk wacana yang lebih menekankan pada pemberian info kepada lawan bicara sehingga penerima berita mengerti suatu pokok persoalan. Argumentasi adalah bentuk yang memaparkan fakta untuk membuktikan suatu pokok persoalan yang menurut poembicara dianggap baik atau buruk.
Dalam kaitannya dengan topik pembicaraan, Rachmajanti (dalam Murtadho 2002) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan topik diri adalah topik yang berkaitan dengan aspek-aspek diri pembicara, misalnya identitas diri, hobi, kegiatan rutin, dsb. Topik sosial berhubungan dengan aspek-aspek yang menyangkut lingkungan terdekat, misalnya lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, dsb. Topik budaya berkaitan dengan adat istiadat atau kebudayaan tempat pembicara berada, misalnya cara bertamu, menyapa, pesta, dsb. Adapun topik ilmiah berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan dan terknologi, misalnya program koputer, seminar, dsb.
Bentuk wacana dan topik pembicaraan diterapkan sesuai denga tingkat kemampuan pembicara. Tingkat dasar lebih berorientasi pada bentuk narasi dan deskripsi dengan topik diri, sosial dan budaya, dan dapat dilaksanakan dalam bentuk dialog dan monolog. Tingkat menengah mengarah pada bentuk eksposisi dengan topik sosial, budaya, dan ilmiah. Bentuk argumentasi biasanya untuk tingkat lanjut, dengan topik sosial, budaya dan ilmiah.

E. Metode Pengajaran Keterampilan Berbicara
Dalam pengajaran berbicara, menurut Sadtono (dalam Murtadho 2002) sebaiknya digunakan metode eklektik, campuran struktural dan fungsional dengan banyak memberikan latihan. Pada tingkat-tingkat pertama guru masih banyak mengontrol, dan makin lama kontrol makin dilepaskan. Sadtono membagi kemampuan berbicara menjadi tiga tingkatan, yakni tingkat dasar, menengah dan lanjut. Pada tingkat dasar guru masih dominan dalam kelas. Pembelajaran masih banyak bersifat drill, ungkapan-ungkapan tertentu (directed utterence) dalam situasi-situasi terstruktur. Pada tingkat menengah dominasi guru sudah mulai berkurang, drill juga sudah banyak berkurang, siswa sudah banyak berkomunikasi langsung. Pada tingkat lanjut guru praktis hampir tidak berperan lagi. Siswa sudah dianggap mahir berkomunikasi dalam berbagai situasi.
Senada dengan pendapat di atas, Murdibjono (dalam Murtadho 2002) mengatakan bahwa pada semua tingkat pengajaran berbicara, dua kelompok teknik pengajaran –pengajaran berfokus pada bentuk dan pengajaran berfokus pada makna- perlu dimanfaatkan. Pada tingkat pemula pengajaran berfokus pada bentuk perlu diprioritaskan, sedangkan pada tingkat menengah dan lanjut pengajaran berfokus pada makna lebih ditekankan. Teknik apapun yang digunakan, pengajaran berbicara pada tingkat tertentu bergantung paa kemampuan guru menciptakan dan mempertahankan suasana dalam kelas yang kondusif dan tidak tegang.



BAB III
PROSEDUR PENGEMBANGAN


A. Prosedur Kegiatan dan Jadwal
Kegiatan penulisan bahan ajar keterampilan berbicara untuk MK DAM akan dilaksanakan dengan prosedur dan jadwal sebagai berikut.
TAHAP KEGIATAN JADWAL
Persiapan penulisan Pada tahap ini dilakukan:
a. eksplorasi kurikulum yang berlaku dan kuri-kulum sebelumnya untuk melihat perkemba-ngan kebijakan tentang isi matakuliah keterampilan berbahasa, khususnya berbicara
b. eksplorasi buku-buku keterampilan berbaha-sa, khususnya yang berkaitan dengan keterampilan berbicara. Juni 2003
Penulisan Draf Pada tahap ini dilakukan pengembangan bahan ajar berdasarkan kompetensi dan pokok bahasan yang hendak dicapai:
a. menjalin kebersamaan Akhir Juni s.d September 2003
Reviu Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. pembahasan dalam kelompok
b. pembuatan catatan
c. klarifikasi masukan dan verivikasi Akhir Oktober 2003
Revisi hasil Reviu Pada tahap ini dilakukan:
a. perbaikan pilihan kata, kalimat, dan bentuk wacana
b. pengektifan kalimat
c. penyuntingan aspek mekanik Oktober 2003
Finalisasi Kegiatan yang dilakukan mencakup:
a. rekonstruksi paparan berdasarkan masukan
b. komparasi dengan pedoman evaluasi
c. perbaikan dan pemeriksaan akhir Nopember 2003

Berdasarkan pendapat Vacca dan Vacca (1993:241) kegiatan penulisan buku ajar merupakan kegiatan kreatif yang melibatkan tiga fase kegiatan, yaitu eksplorasi, perencanaan, dan pengorganisasian. Kegiatan eksplorasi diarahkan pada (a) pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang salah satunya adalah kurikulum, (b) perkembangan dan perubahan paradigma berkenaan dengan konsep yang akan digarap, (c) kemungkinan relevansi antara konsep-konsep pokok yang akan digarap dan perkembangan kehidupan sosial masyarakat, dan (d) gambaran konkret peran dan nilai praktis buku yang akan digarap.
Perencanaan berkaitan dengan persiapan penulisan. Pada tahap ini penulis juga melakukan eksplorasi. Namun berbeda dengan eksplorasi pada tahap sebelumnya, eksplorasi pada tahap ini berkaitan dengan eksplorasi bahan yang relevan dengan konsep-konsep pokok, kurikulum, perkembangan dan perubahan paradigma, eksplorasi berkenaan dengan bahan penulisan yang relevan dengan perkembangan kehidupan sosial masyarakat, maupun dengan gambaran konkret peran dan nilai praktis buku ajar yang akan digarap. Pada tahap ini penulis juga menentuka sistematika buku ajar yang akan disusun dan gambaran bentuk pengembangannya. Pada tahap pengorganisasian, penulis melakukan kegiatan pemaparan dalam bentuk sistematika sejalan dengan susunan gagasan yang dikemukakan.
Pembahasan dilakukan dengan mengundang (a) tiga pakar yang dianggap memiliki keahlian sejalan dengan konsep-konsep pokok yang digarap, (b) tiga orang yang dianggap mewakili harapan masyarakat pembaca yang telah bergerak di lapangan, (c) tiga orang mahasiswa yang dianggap mampu mewakili teman-temannya. Pembahasan dilakukan dengan cara (a) menyerahkan draf kepada masing-masing calon yang akan mereviu, (b) mengadakan kesepakatan jadwal pertemuan, (c) masing-masing pereviu memberikan tanggapan, (d) penulis membuat catatan sesuai dengan tanggapan pereviu, (d) penulis mengidentifikasi masukan, dan (f) komunikasi dialogis untuk mencapai klarifikasi. Berdasarkan masukan yang diperoleh penulis kemudian melakukan revisi dan finalisasi buku ajar yang ditulisnya.

B. Kerangka Isi
Berdasarkan konsepsi yang telah dikemukakan di atas, pengembangan buku ajar muhadtsah untuk MK DAM ini akan disusun dengan memperhatikan (1) silabus dan deskripsi MK DAM 1999, (2) silabus dan deskripsi MK DAM 2003, (3) pokok bahasan dan bentuk latihan yang ada pada ALIN, ALIH dan SILA, (4) masukan dari para pakar dan teman sejawat, (5) masukan dari mahasiswa sebagai peserta didik yang ikut berkolaborasi dalam proses pembelajaran.
Secara garis besar, kerangka isi buku ajar yang akan disusun dijabarkan sebagai berikut.
1. Topik.
a. Topik diri yang meliputi:
- تعارف
- الهواية
- الانشطة اليومية
b. Topik sosial yang meliputi:
- الاسرة
- المدرسة والنشاط المدرسي
- السفروالرحلة
- في السوق
- الرياضة
- في المستشفى
- المراسلة
- العمل
c. Topik budaya yang meliputi:
- الطعام
- العطلة
- في المسجد
- الحفلات
- في رمضان
- في يوم العيد
- في الفندق
- المطار والمحطة
- قضاء وقت الفراغ
d. Topik ilmiah yang meliputi:
- ما رأيك في الواجب المنزلي؟
- ما رأيك في مصروف الجيب؟
- مسابقة في المعلومات
- ااندوة العلمية
- لمحة عن الكومبوتر
2. Kompetensi
- pelafalan
- intonasi
- kejelasan ide
- kemampuan mengemukakan pendapat
- kemampuan memahami wacana lawan bicara
- menjalin kebersamaan
3. Bentuk wacana
a. Dialog
b. Monolog
4. Bentuk latihan
Bentuk latihan akan dikembangkan sesuai dengan mengikuti pola yang dikembangkan oleh Nation (1992). Ia membagi latihan keterampilan berbicara menjadi empat tahap: (1) producing spoken sentences, (2) speaking to learn language, (3) speaking to develop the speaking skill, (4) speaking to learn ideas.
Bentuk latihan pada tahap (1) antara lain: latihan pola, menjodohkan pasangan, mencocokkan gambar dengan tulisan, mencari persamaan dan perbedaan. Bentuk latihan tahap (2) antara lain: membaca dan mencari,, menirukan dialog, dialog gambar, peragaan, menyusun kembali dialog,, puisi dan nyanyian. Latihan tahap (3) antara lain: melengkapi kalimat,, menceritakan gambar, lacak gambar, mengubah bentuk ungkapan, menyusun ide pokok, bermain peran, menebak peran, interviu. Latiha tahap (4) meliputi: problem solving, diskusi, debat, class judgement.
Bentuk latihan di atas akan dipilih yang sesuai dan dipadukan dengan bentuk latihan yang ada pada ALIN yang meliputi: menjawab pertanyaan, latihan substitutif, dialog bergambar, membuat pertanyaan, mengembangkan kalimat secara terbimbing, dialog berantai, berhayal, menggambarkan situasi, berkomentar, dan kuis.




DAFTAR PUSTAKA

Al-Hamid, Abdullah (Ed). 1987. Silsilatu Ta'limil Lughatil Arabiyyah; At-Ta'bir. Saudi Arabia. Jamiat al-Imam Muhammad bin Saud.
Asrori, Imam. 2002. Pengembangan Buku Ajar Sintaksis Bahasa Arab: Frasa, Klausa dan Kalimat. Laporan Hibah Pengajaran Program DUE-Like PSPBA FS UM.
Au, Kathryn H, Mason, Jana M., dan Schen, Judith A. 1995. Literacy Instruction Today. Content Area Reading. New York. Harper Collins College Publishers.
Effendy, A. Fuad. 2002. Penerapan Pendekatan Komunikatif dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Makalah disajikan pada Lokakarya Strategi Mutakhir Pembelajaran Bahasa Arab, PSPBA FS UM, 12 Juni 2002
FS UM. 1999. Katalog Jurusan Pendidikan Pendidikan Bahasa Asing. Malang. Fak. Sastra UM
Murtadho, Nurul. 2002. Strategi untuk Mengembangkan Keterampilan Berbicara dalam Bahasa Arab. Makalah disajikan pada Lokakarya Strategi Mutakhir Pembelajaran Bahasa Arab, PSPBA FS UM, 12 Juni 2002
Nation, Paul. 1992. Teaching Listening and Speaking. New Zealand: Victoria University of Wellington.
Shiniy, Mahmud Ismail, dkk., 1983. Al-Arabiyyah lin-Nasyiin Manhaj Mutakamil Lighairin Nathiqin bil Arabiyyah. Al-Mamlakah Al-Arabiyyah as-Suudiyyah; Wuzaratul Ma’arif
Shiniy, Mahmud Ismail, dkk., 1983. Al-Arabiyyah Lil Hayah, Manhaj Mutakamil Lighairin Nathiqin bil Arabiyyah. Riyadh. Amadah Syu'unil Maktabat, Jamiah Malik Saud.
Tim Pengembang Kurikulum PSPBA FS UM. 2003. Deskripsi Matakuliah Program Studi Bahasa Arab. Malang. PSPBA FS UM.
Tohe, Achmad. 2002. Evaluasi Pelaksanaan Perkuliahan DAM di PSPBA UM. Laporan Hibah Penelitian Program DUE-Like PSPBA FS UM.
Vacca, Richart T. dan Vacca, Jo Anne L. 1993. Content Area Reading. New York. Harper Collins College Publishers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar